Pandemic covid-19 yang merebak sejak akhir tahun 2019 memberikan dampak dalam dunia pendidikan di Indonesia. Kegiatan belajar-mengajar yang sebelumnya dilakukan dengan bertatap muka secara langsung kini dilaksanakan secara dari melalui berbagai media pendidikan online. Tak terkecuali bagi kegiatan belajar-mengajar Anak Usia Dini. Hal ini membuat kegiatan belajar anak sangat bergantung pada orang tua atau pengasuh anak di rumah, yang tidak sedikit berjalan secara kurang efektif dan tujuan pembelajaran kurang tercapai dengan maksimal karena kurangnya fasilitas untuk memberikan stimulus pada perkembangan anak usia dini.
Jurusan PG-PAUD menyelenggarakan kegiatan workshop mendongeng dengan tema kegiatan mendongeng untuk menstimulasi perkembangan anak di masa new normal. Kegiatan workshop ini diselenggarakan pada 29 Agustus 2020 melalui platform Zoom meeting. Kegiatan webinar ini bertujuan untuk memberikan alternative cara dalam memberikan stimulasi kecerdasan anak di masa new normal melalui kegiatan mendongeng yang dapat dilakukan oleh orang tua ataupun pengasuh dari rumah. Kegiatan workshop ini diikuti oleh 61 peserta yang terdiri dari Dosen,Mahasiswa Semester 5 PG-PAUD UNS, dan umum.
Pada kesempatan kali ini, jurusan PG-PAUD menghadirkan 2 narasumber, yaitu Ibu Ruli hafidah,S.Pd., M.Hum (Dosen PG-PAUD UNS) dan Ibu Nindyah Rengganis,S.Psi (Direktur ECCF-RC Yogyakarta). Kedua narasumber mempresentasikan kegiatan mendongeng untuk menstimulus kecerdasan anak usia dini.
Dimulai dari ibu Ruli yang menjelaskan macam-macam kecerdasan secara umum, yaitu IQ (Intelligence Quotients), EQ (Emotional Quotients), dan SQ (Spiritual Emotion). Dimasa New Normal ini, perubahan lingkungan memberikan dampak yang cukup signifikan kepada kemampuan anak dalam mengontrol emosi agar ia mampu untuk tetap senang dan menikmati proses pembelajaran yang dilakukan secara daring. Sehingga, kemampuan anak dalam beradaptasi sangat dipengaruhi oleh kecerdasan yang dimilikinya. Kecerdasan anak ini dapat ditingkatkan melalui kegiatan mendongeng yang dilakukan oleh orang tua ataupun pengasuh di rumah. Ibu Ruli juga menjelaskan mengenai kecerdasan menurut Howard Gadner (Multiple Intelligence).
Kegiatan mendongeng dalam pembelajaran dapat diangkat dari suatu peristiwa yang dialami oleh anak dengan cara yang menghibur namun nilai moral yang ingin diajarkan tetap tersampaikan dengan baik. Mendongeng dapat dilakukankan dengan tiga jenis dongeng, yaitu dongeng binatang, dongeng biasa, lelucon serta anekdot.
Dilanjutkan oleh Ibu Nindyah Rengganis yang membahas cara mendongeng dengan baik. Dongeng yang baik adalah dongeng yang berhasil didongengkan. Sebelum memulai mendongeng kita perlu menyiapkan beberapa hal, seperti melakukan riset tentang audience dan cerita, memahami cerita dan berlatih. Berlatih sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan diri yang dapat dilakukan dengan cermin. Kemudian, saat mendongeng kita juga harus menggunakan artikulasi yang jelas. Hal ini dimaksudkan agar anak dapat menirukan kata yang diucapkan dengan baik dan benar sehingga kemmapuan berbahasa anak dapat meningkat. Untuk membuat dongeng yang dibawakan lebih menarik, ibu ganis menyampaikan untuk menggunakan intonasi dan ekspresi wajah sesuai dengan dialog cerita agar anak dapat membangun imajinasinya. Sesekali pendongeng perlu melibatkan audience agar perhatian mereka tetap pada dongeng yag diceritakan. Ibu ganis juga mengajak audience untuk berlatih ekspresi dan berlatih mendongen bersama.
Sesi workshop diakhiri dengan sesi tanyajawab mengenai kesulitan yang ditemui dalam kegiatan mendongeng dari para peserta dengan sangat antusias. Dan tak lupa pula, untuk mengenang kegiatan workshop ini dilakukan foto bersama.
Semoga kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan dan memberikan nilai postif dalam rangka Menstimulasi Perkembangan Anak Di Masa New Normal mellaui kegiatan mendongeng.